Jumat, 29 Maret 2013

Misteri Dari Sebuah basement

Misteri - Semua itu berawal ketika aku mencoba melihat-lihat basement rumah kita sendirian. Ketika aku hendak pergi kesana untuk mencari sesuatu, aku melihat sesuatu bergerak. Sesuatu yang hitam dan kecil.

Aku juga pernah melihat sesuatu itu sudut-sudut rumah, disepanjang koridor, di atas lemari TV, diruang laundry, dan dimana-mana. Mereka berpindah dari satu sudut ke sudut lain didalam rumah.

Semua itu menyebabkan aku beteriak ketakutan ketika aku melihatnya. Aku mendengar satu waktu Judy berkomentar menertawaiku "Oh, Kelsie ketakutan lagi."

Aku sangat ketakutan dengan wujud itu. Dan aku selalu memberitahumu dan yang lainnya agar tidak pergi ke basement. Karena disana adalah tempat dimana makhluk-makhluk itu bersembunyi.

Itu sarang mereka, aku tidak pernah tahu apa yang akan terjadi bila kita berlama-lama berada disana. Tapi kamu hanya menganggapku terlalu berlebihan. Kamu malah rajin pergi kesana untuk membersihkan ruang basement dan barang-barang didalamnya.

Sebenarnya aku tidak ingin yang lain tahu tentang ketakutanku itu, aku termasuk bagus dalam menyembunyikan itu. Tapi aku menyerah ketika aku sampai dibagian yang bagiku sangat parah.

Tidak lama setelah aku bisa melihat mereka, lalu aku bisa mendengar mereka. Mereka selalu berbisik-bisik seperti mengatakan sesuatu, mengejekku, memindahkan benda-benda dirumah kita, dan keributan kecil lainnya yang sama sekali tak berarti bagimu, Judi, dan ayah.

Mungkin sebenarnya kamu bisa mendengar dan melihat mereka, tapi kamu, berpura-pura tidak menyadari kalau mereka juga tinggal di rumah kita. Aku ingat ketika kamu menemukan sapu tangan dibawah tempat tidurmu, yang tidak satupun diantara kita mengakui kepemilikan saputangan itu.

Kamu hanya menertawakannya, semua menertawakannya, padahal itu peringatan dari mereka untukmu. Tapi kamu mengejek dan membuat candaan dari itu dengan pura-pura berterima kasih telah diberi hadiah saputangan misterius.

Kenapa tak seorang pun dari kamu, ayah, atau Judy mendengarkan aku ketika aku menyuruh kalian untuk berhenti menertawakan itu. Waktu berlalu, aku sudah 8 tahun, suara-suara itu tetap saja terus-menerus terjadi dirumah.

Kini, aku bisa mendengar setiap kata yang mereka ucapkan. Makhluk-makhluk ini, yang aku sebut 'the Whisperers', berbicara tentang segala hal. Mereka berbicara tentang hal-hal baru yang akan mereka lakukan untuk mengacau dirumah kita, seberapa banyak kita menertawakan mereka maka mereka akan makin sering mengacau kita.

Sayangnya, kalian mengabaikan aku untuk berhenti menertawai sesuatu yang aneh dirumah kita ini. Mereka selalu memikirkan bagaimana cara terjahat untuk melukai keluarga yang telah tinggal dirumah mereka, yaitu keluarga kita. Sebenarnya aku telah belajar dari kamu untuk mengabaikan semuanya.

Tapi aku mencoba lebih keras lagi, aku ingat suatu malam saat aku berbaring ditempat tidurku, aku mendengar suara deritan pintu terbuka, aku tidak bisa lagi tertidur nyenyak, suara kecil itu bisa membuatku tersentak bangun ditengah malam.

Mereka sangat mengetahui cara terbaik untuk menakut-nakutiku. Suara gaduh itu lalu terdengar di dapur. Untuk membuatku merasa aman, aku menarik selimut menutupi kepalaku. Aku ingin menangis memanggilmu seperti anak kecil, tapi aku tidak ingin menyusahkanmu.

Aku mendengar lengkingan dari dapur, suaranya cukup pelan yang mungkin tidak akan membangunkan seisi rumah kecuali aku. Aku tahu jika kamu membaca tulisan ini, ibu, kamu akan berhenti meneriakiku untuk berhenti berbuat konyol tentang suara-suara yang menurutmu hanya khayalanku.

Lalu, aku memutuskan untuk melihat apa yang terjadi di dapur. Aku harus mengetahui setan atau iblis apa yang ingin memangsa keluarga kita.

Lorong rumah terasa ngeri dan dingin di malam musim panas yang seharusnya panas, aku berusaha sebisa mungkin untuk tidak membuat suara ketika aku melewati lorong menuju ke dapur. Aku sangat takut, dan keringat membasahi baju dan seluruh kulitku.

Ibu, aku tidak ingin menakutimu dengan menjelaskan secara detail apa yang ada di dapur, tapi aku akan memberitahumu yang terlihat mencolok disana. Makhluk kecil, Kira-kira dua kaki berdiri didepanku, warnanya hitam dan mempunyai mata berwarna kuning terang.

Baunya seperti campuran dari minyak sayur dan aspal jalanan. Dan mengeluarkan suara seperti api yang berderak dan gumaman yang terus menerus, makhluk itu membuatku takut, Ibu. Mereka jelmaan yang menakutkan.

Ketika aku melihatnya, dia melihat kearahku dan membuka mulutnya yang mana tidak terlihat ketika aku melihatnya pertama kali, mulutnya penuh dengan gigi-gigi tajam seperti silet.

Lalu aku melihat Dino, anjing kita yang malang, dia terbaring ditengah-tengah dapur didekat meja besar tempat menaruh bahan-bahan belanjaan. Pisau pemotong daging yang besar, tertancap dirusuknya. Dino melengking satu kali, dia mengejang-ngejang sebelum akhirnya mati dalam kesakitan.

Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan kemudian ibu. Aku tak bisa mengontrol diriku saat itu, aku menangis. Aku menjerit ketika air mata jatuh dari mataku, aku tidak tahu apa lagi yang harus aku lakukan bu. Benar-benar tidak tahu.

Aku mendengar suara mereka lagi, menuju lorong ke kamar-kamar kita, lalu aku segera menyusul kesana, dan kulihat pintu kamar Judy dan kamarmu terbuka bu. Oh, Tuhan. Aku sangat ketakutan. Tanpa berfikir lagi, aku langsung masuk ke kamar Judy.

Judy telah mati bu. Aku menemukannya sudah termutilasi, tapi aku tahu kamu tidak menginginkan aku untuk menceritakan secara detail tentang mayat Judy.

Aku tidak punya waktu untuk berlarut-larut dalam kesedihan, aku harus mengecek kamu dan ayah. Aneh sekali, lampu di kamar kalian dalam keadaan hidup menerangi apa saja yang ada didalam kamar, jadi aku tidak butuh masuk kedalam untuk melihat ayah terbaring dilantai, dalam kekakuan. Dua pisau mentega tertancap dilehernya bu. Aku tidak tahu bagaimana itu terjadi.

Kamu tidak dikamar waktu itu. Mengapa kamu tidak berada dikamarmu bu? Apakah kamu mendengar mereka datang? Apakah kamu mendengar bunyi langkah mereka? Apakah kamu fikir bahwa berlari ke basement adalah jawaban terbaik?

Tiba-tiba aku tahu bu, aku tahu kamu berada dibawah sana, mencoba melarikan diri dari makhluk-makhluk itu. Aku berlari menuruni tangga, berharap bisa memukul 'the Whisperers' untukmu.

Tetapi, Aku mendapatimu diruang keluarga bu. Lampunya dimatikan. Aku melihatmu didepan TV. Kamu mempunyai luka dalam dikepala dan kakimu. Kamu kehilangan banyak darah. Ketika kamu melihatku, kamu menjerit ketakutan. Kamu menjerit sekuat tenaga. Aku tidak mengerti.

Tapi, lalu aku melihat mereka lagi. Makhluk-makhluk itu. Bunuh dia. Bunuh dia. Bunuh dia. Bunuh dia. Bunuh diam bunuh dia. Bunuh diam. Mereka terus menerus mengulangi itu ditelingaku bu. Mereka memerintahkanku untuk membunuhmu. Mereka memberitahuku bahwa kamu harus mati.

Lalu, aku melihat tanganku, tanganku telah tertutup oleh darah bu. Darah telah menggenangi gaun tidurku dan memenuhi lenganku. Rupanya aku sedang memegang sebuah pisau. Ya, sebuah pisau dari dapur.

Ketika aku menengadah, 'the Whisperers' telah pergi, dan hanya aku dan kamu yang tertinggal. Aku menghidupkan lampu dan tersenyum kearahmu, menenangkanmu bu. Tapi kamu menjerit lagi. Lalu, aku menghadap kedepanmu dan mengangkat pisau ditanganku.

Aku sudah memberitahumu jangan pernah pergi ke basement bu. Mengapa kamu tak pernah mendengarkanku?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar